Sabtu, 26 Juni 2010

Renungan Akhir pekan 26 Juni 2010

Bismillah...


Sdrku yang dirahmati Allah,


Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut.

Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian.

Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia,

dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.



SERTA biarkanlah hati dan pikiranmu terbuka luas, Terbebas dari belenggu-belenggu hati dan pikiran

Siap mempelajari segala keagungan penciptaan Tuhan, Siap mengenali sifat-2 Illahiah mulia dalam dirimu

Bebaskan potensi dirimu muncul kepermukaan, Maka engkau akan menemukan kebijaksanaan sejati.



Selamat berlibur akhir pekan bersama keluarga.



Salam,

-didi-


______________________________________________________________________________________________________________________________
Renungan pekan ini.......



Resep Berani Menghadapi Mati

Inna lillahi wa inna ilaihi raji`un......

Kematian merupakan suatu keniscayaan, yang pasti akan datang menjemput setiap makhluk yang bernyawa. Dan ketika jadwal kematian telah tiba, tidak ada seorang pun yang dapat menundanya.

"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian." (QS Ali Imran [3]: 183). "Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya." (QS An-Nahl [16]: 61).

Kematian bukanlah cara Allah SWT untuk menimpakan sesesuatu yang menyakitkan kepada umat manusia. Tetapi, kematian adalah undangan Allah, agar hamba-hamba-Nya yang beriman untuk segera datang menjumpai-Nya.

Imam al-Ghazali menuturkan, ketika Malaikat Izrail datang hendak mencabut nyawanya, Nabi Musa AS, berkata, "Bagaimana mungkin Sang Kekasih akan tega menyakiti kekasih yang dicintai dan disayangi-Nya?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Malaikat Izrail segera menghadap Allah guna memohon petunjuk-Nya untuk menjawab pertanyaan kritis Nabi Musa itu. Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail untuk kembali lagi menemui Nabi Musa. Ketika Nabi Musa mengajukan pertanyaan yang sama, malaikat Izrail menjawab, "Kekasih mana yang tidak sudi bertemu Kekasihnya, ketika Kekasihnya itu memintanya untuk segera menemuinya?" Mendengar jawaban itu, dg penuh keceriaan, Nabi Musa mengikhlaskan nyawanya kembali ke hadirat-Nya.

Dari narasi tersebut jelas tergambar bahwa pada hakikatnya kematian merupakan undangan Allah, supaya orang-orang beriman yang dikasihi-Nya, segera datang menjumpai-Nya. Karena itu, pada suatu pagi, ketika dikunjungi Malaikat Izrail di saat sakit, Nabi Muhammad SAW dengan bertanya kepada Malaikat Izrail, "Maksud kedatanganmu ke rumahku pagi ini, hanya untuk berziarah ataukah untuk mencabut nyawaku?"

"Aku datang untuk berziarah sekaligus juga untuk menjemputmu, bila engkau mengizinkannya. Tapi aku akan segera kembali, bila engkau keberatan kujemput hari ini. Ya, Rasul Allah, sampaikanlah kepadaku, apa yang kau ingin kulakukan untukmu hari ini," pinta Malaikat Izrail. "Pertemukanlah aku dengan Tuhanku sekarang juga!" jawab Nabi SAW tanpa ragu.

Orang yang bertakwa kepada Allah, tak perlu merasa takut dengan kematian. Sebab, saat itu pasti akan tiba. Dan saat kematian datang, maka mereka akan tersenyum bahagia, kendati ia akan dilepas dengan derai air mata oleh orang-orang yang menyayanginya.

Bagi orang yang bertakwa, kematian merupakan kesempatan terbaik untuk bertemu dengan Allah. Karena, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. "Sesungguhnya akhirat itu lebih baik untukmu daripada dunia" (QS Al-Dhuha ;93]: 4).

_____________________________________

Oleh Dr H Mujar Ibnu Syarif MAg
http://www.republika.co.id/berita/